Jaturampe

Beranda » Agama » Orde Sufi

Orde Sufi

Follow Jaturampe on WordPress.com

Suatu saat Nabi Muhammad Saw pernah ngendikan, ” Masa yang terbaik adalah masaku, dan kemudian yang menyusulnya, dan kemudian yang menyusulnya lagi.”. Dari tiga generasi muslim yang terkenal terbaik adalah ashbab,  tabi’i kemudian tabi’in.

Generasi pertama muncul nama-nama seperti, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali BIlal, generasi kedua muncul Uwais Al Qorni, Hiran Abu Heya, Hasan Basri, dan generasi ketiga antara lain Abu Hanifah, Dzun-Nub, Sarri Saqti, Abul Qasim Junaid dan lain-lain.

Kemudian berikutnya meruahlah berbagai ordo sufi yang mengembangkan diri melalui upaya moral dan spiritual. Saya akan menuliskan aliran-aliran yang berpengaruh itu, yakni:

  1. Muhasabiyyah, yang didirikan Abdullah Harits Muhasibi (Basrah) dimana permulaannya adalah taubat, kemudian tahapan Radha yakni tahapan lenyapnya segala sesuatu selain Allah. Menurut pendapatnya, pengetahuan lebih tinggi kedudukannya dibanding tindakan, karena kita mengingat Tuhan melalui pengetahuan bukan tindakan. Pengetahuan merupakan sifat Tuhan sedang tindakan merupakan sifat abdi. Ayatnya adalah Tafakkaru sa’tin khairun min ‘ibadatits tsaqalain (merenungi tentang masa silam lebih baik dibandng berbuat di kedua alam.
  2. Qaishariyyah, didirikan oleh Syeikh Qaishari ibn Hamdan. Jenis sekte yang merupakan malamali, yakni menutup diri mereka dengan penghinaan dan fitnah, walau dalam hati mereka tetap suci.
  3. Taifuriyyah, didirikan oleh Abu Yazid Taifuri dari Bistam. Dikenal dengan hal sukr (mabuk/ektase) dimana seseorang akan dapat kehilangan pengamatan atas menifestasi sifat dan nama-nama. Ia merasa dan bertindak sebagai mana pengejawantahan sifatNya. Yang batin akan menutupi yang lahir.
  4. Junaidiyyah, didirikan oleh Abi Qasim Junaid dari Baghdad. Beliau bergelar Tawus-il Ulama (mereknya ulama). Ajarannya didasari cinta, dan pelaksanaannya melalui perenungan-perenungan mengenai Tuhan.
  5. Nuriyyah, didirikan oleh Abi Hasan ibn Muhammad Nuri. Perkaaannya yang terkenal adalah ” Mengetahui Tuhan melalui Tuhan”. Beliau murid dari Dzun-nun dar mesir. Pengorbanan diri menjadi prinsipnya, dan dunia adalah ladang untuk mengorbankan diri. Lan tanalul birra hatta tunfiqu mimma tuhibbun (QS 3 : 92) Engkau tidak akan mencapai kebahagian hingga engkau mampu mengorbankan hal yang terbaik darimu.
  6. Wilayatiyyah, didirikan oleh Abi ‘Abdullah ibn Hakim Tirmidzi. Wilayatiya merupakan turunan kata dari wila (kemenangan) Alla inna auliya allahi la khaufun ‘alaihim. Ingatlah sesungguhnya (pada) wali-wali tiada kekhawatiran, dan tiada pula mereka bersedih hati. Bagi mereka wali adalah orang yang berhasil menafikan diri. Mereka percaya ada kurang lebih 4000 wali yang tersebar. ada 300 abrar, 7 abdal, 4 atuad, 3 naqib, dan yang tertinggi adalah Qutub.
  7. Hululis  dimana pendirinya adalah seorang yang terkenal di dunia sufi, yang tiada lain adalah Mansur Abul Ghaid Hallaj (Irak, sejaman dengan Junaid).  Hallaj terkenal dengan ujarannya yang kontroversi yakni karena kemeruahan cintanya, Ana al-Haqq atau Akulah kebenaran, namun maksud sebenarnya beliau adalah dirinya sebagai perwujudan dari kebenaran. Ada komentar yang menarik dar Syeikh Junaid mengenai Hallaj, yakni, Sebenarnya aku dan Hallaj adalah sama, hanya kegilaan telah menyelamatkanku, sementara akalnya telah menghancurkannya (ini berhubungan dengan pengeksekusian Hallaj)

Sesungguhnya ada lagi macam ordo dalam sufi seperti Bisyara’, Madariyyah, Rafaiyyah dal lain-lain.

salam darusalam


3 Komentar

  1. Titi berkata:

    Saya setuju dengan Junaid
    Sebenarnya Hallaj & Siti Jenar TERLENA. Karena ketika ” Aku ” maka lepaskan dengan segera karena itu bisa menjadi hijab
    Sebagaimana ” ke rendah hatian Kanjeng Rasul ” yang melepas kan nya dengan cepat.
    Itulah praktik tertinggi , wes tak alami hehehehe

  2. Titi berkata:

    huahahahaha yo dolan lah mas, kapan kapan Insha Allah ketemuan secara fisik. Saiki sementara jek ketemuan secara ” jiwa ” hehehehe
    terus ne perjuangan ne mas

Tinggalkan komentar