Jaturampe

Beranda » Seniman Kudus » Rumusan Covid19

Rumusan Covid19

Follow Jaturampe on WordPress.com
58599926019-1584077689440

Gambar: Foto/Viva co.id

“Kami menyerah, Mbah, barangkali mie instan membuat otak kami mengeras hingga mudah pasrah takluk, tertekuk dan tunduk!” sahut Nang Kemad

“Sik, barangkali Nakmas momie monglie alias Jatu tahu?” lirik Mbah Biek sembari menggoda

“Oalah mbah-mbah, lha jeneng kula mawon Tommy dimana cenderung berima dengan Thomas atau Thompson, ra ya jelas sekular dan mlekutar ta?” jawab saya sekenanya

“Ayolah, jangan kura-kura berperahu, Nakmas, dalam pusaran hati ada yang berbicara maka ucapkanlah sesuai dengan apa yang kau rasa!” Selidik Mbah Biek yang kernyit dahinya menjelma bak Sherlock Holmes

“Bismillahirrahmanirrahim!” jawabku yang tentu akan kusambung dengan karang-karangan yang berbaur pot dan bunga-bunga kosakata populer dimana kaitkata akan menjelma berupa lingkaran kalimat yang berputar-putar serta beragi tinggi hingga pendengar akan jengah dan bosan, maka aku kan selamat. Oh…doakan Baim ya!

Ruangan kering dan hening. Sebelum kulanjut busa tetet-toet tetet-toet tiba-tiba Mbah Biek berdehem dan berkojah

“Yah…benar, engkau benar, Nakmas, itu jawabnya! Sahut Mbah Biek tiba-tiba

Hati pucat, dahi berkeringat, matapun bercat: gelap. Oh….mengapa pas? Lalu dimana titik tepatnya? Oh…doakan baim ya!

“Lha kok bisa, Mbah Biek, coba beri keterangannya! Tukas Lik Barji tidak menerima

“Uraikan saja tiap huruf dari Bismillahirrahmanirrahim itu. Ba, sin, mim, lam, lam dst, jumlahnya tepat sembilanbelas kan, dan kalimat itu dijadikan sebagai pembuka apa saja lho? Memutar baik kala membaca kitab maupun berpusar kegiatan berbuat, ta? Bismillahi ngawiti ngaji sapa ingsun kelawan nyebut asmane gusti Pangeran Kang  Rahman, dzat kang welas asih ing dalem donya lan akhirat, sifate Allah Arrahimi dzat kang welas asih ing dalem akhirat blaka tertemtu marang sekabehane wong mukmin, begitulah basa jawane kalimat yang diajarkan sewaktu kecil dulu” Kata Mbah Biek sembari menyulut kreteknya kembali

Tarikan menghujam lewat kata-kata yang diurai Mbah Biek, membuat kami terbuka (entah bagian tubuh mana yang terbuka) dan menyala (entah dibagian tubuh mana yang menyala)

“Lanjut, Mbah Biek..namun keseruan ini nampaknya malah menjauhkan pembicaran tema copat capit Corona, Mbah!  Tukas Bajang memberanikan diri

“Sabar tah, aja kesusu  kaya narsum nang ILC kae! Jawab Mbah Biem gemas.

Tanpa direncana, Lik Barji, Bajang, Nang Kemat dan aku sendiri untuk kemudian melingkar dan berbisik. Lalu menyanyikan sebelum didahului suara radio milik tetangga yang kencang memutar Ebiet G Ade

Dicari sesobek kertas, dicari sepotong arang Ia menggambar sebisanya Asal bisa terungkapkan perasaan yang menggebu “Suminah, aku cinta kamu!”


Tinggalkan komentar